Monday, August 4, 2014

Mentorship

Mentorship. Kenal istilah ini waktu jaman SMA dulu, dipake sm tmn2 Rohis utk kegiatan pengajian mingguan per kelompok. Kalau di kuliah, direduksi jd Asistensi Agama Islam. Saya sebut direduksi krn mentorship lbh dalam dr 'sekadar' asistensi. Tujuan dr asistensi adalah pendalaman materi yg sdh diajarkan di kelas oleh dosen/pengajar utama, sementara mentorship di dalamnya ada mulai dr sekedar sharing knowledge, sesi coaching, smp pengerahan sumber daya. Mentorship menghadirkan rasa tanggung jawab thdp sukses gagalnya mentee (org yg dimentoring). Intinya, mentorship mensyaratkan intensitas interaksi dan progress.

Nah, ternyata mentorship ternyata juga jamak di kalangan businessman. Konon kabarnya begitu. Di Silicon Valley US sana misalnya, usut punya usut beragam perusahaan e-Business di sana rupanya lahir dr rahim nenek moyang bernama Paypal. Dari Paypal kemudian lahir beragam bisnis elektronik lain; Youtube, Kiva, slide, LinkedIn, dll. Coba aja gugling "paypal mafia", "paypal Business Tree" atau sejenisnya.



Perusahaan saya sekarang, Ruma, adalah salah satu cicitnya, mengambil garis dari jalur Kiva. CEO sy sekarang adalah early employee di Kiva. Sampai saat ini, saya masih sering mendengar cerita ttg diskusi dia dg orang-orang LinkedIn atau anak-cucu dr trah Paypal lainnya. Melihat manfaat dr mentorship, penting karenanya menjaga hubungan baik dg atasan. Cb posisikan dia sbg mentor. Kalo perlu, nyatakan statement itu di depan dia kalo kita memposisikan dia sbg mentor kita. Ini penting utk menyamakan ekspektasi kita dan mentor kita. Ini kalau di dunia kerja.


Di dunia bisnis krg lebih sama aja. Seperti contoh Paypal di atas, kita perlu membangun sistem dmn kita bs belajar dg serius dan terarah dr mentor kita. Minimal, perlu bangun kesadaran ttg relasi mentor-mentee itu. Harusnya kita gak gagap dg model belajar ini. Apalagi banyak di antara kita yg biasa ikut mentoring dr jaman sekolah/kuliah dl kan? Hehehe..

No comments:

Post a Comment